LAPORAN
KEUANGAN DAN INDIKATOR KINERJA PERUSAHAAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri
atas 3, yakni Laporan Posisi Keuangan atau Neraca, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Arus Kas. Laporan keuangan merupakan rapor kenaikan kelas ibarat
seorang siswa atau pelajar. Apapun aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan
akan tercermin dalam Laporan keuangan. Wahyudiono (2014) mengatakan
bahwa “laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan
perusahan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada
pihak-pihak luar perusahaan”. Laporan keuangan ini satu-satunya dokumen yang
dapat kita peroleh untuk memahami suatu perusahaan.
Sebagai
pemilik perusahaan, DIrektur, Manajer, Kreditur, para karyawan dan juga calon
investor, pada akhirnya mau tidak mau dituntut untuk mengenal dengan baik seluk
beluk laporan keuangan. Tidak mungkin seorang manajer keuangan dapat mengambil
keputusan untuk sewa atau beli kendaraan operasional perusahaan tanpa memahami
profitabilitas perusahaan. Dalam arti, manajer tidak akan paham sejauh mana
dampak keputusannya terhadap untung ruginya perusahaan. Laporan keungan
merupakan alat komunikasi utama suatu perusahaan. Dengan laporan keuangan itu
pula perusahaan dapat mengomunikasikan kegiatan proses produksi atau bisnisnya.
Dengan laporan itu pula perusahaan perusahaan bisa mencari investor baru bahkan
pengajuan kredit ke bank untuk mendapatkan pembiayaan baru.
Pada kenyataannya laporan keuangan
adalah indikator yang menilai kinerja organisasi dimasa lampau.Laporan itu
tidak bisa dijadikan patokan tunggal untuk menentukan strategi dimasa
mendatang. Mengenai indikator internal dan eksternal keseimbangan dari factor-faktor
tersebut berkaitan dengan hubungan sebab akibat. Dini factor internal merupakan
penyebab input dan outputnya factor eksternal. Karena saling berkaitan, kedua
indikator ini harus dijaga keseimbangannya dan BSC memungkinkan hal itu.
Mengenai indikator yang bersifat
Leading dan lagging BSC memetakan ‘’penyebab’’ yang mendorong terciptanya
kinerja yang baik atau yang buruk, serta akibat yang dapat ditimbulkan dari
sebab-sebab tersebut. Bastian (2006) mengatakan bahwa indikator kinerja
perusahaan merupakan ukuran tingkat suatu sasaran perusahaan. Keunggulan BSC dibanding
dengan konsep perencanaan strategi lainnya ialah bahwa BSC dapat menjaga
keseimbangannya diantara indikator-indikator tersebut. Keuangan organisasi
dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Dalam
pendekatan keuangan jangka pendek, srategi yang digunakan adalah strategi
produktivitas. Contoh kegiatan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki struktur
biaya ialah pengurangan belanja tunai dan minimalisasi produk yang cacat.
Berbeda dengan pendekatan keuangan yang bertujuan jangka panjang dilakukan
strategi khusus yang disebut strategi pertumbuhan. Staretegi ini meliputi 2 hal
utama yaitu peningkatan pendapatan dan peningkatan nilai bagi pelanggan. Untuk
hal yang pertama, organisasi akan mencari berbagai peluang dan melakukan
berbagai kegiatan seperti meningkatkan sumber atau mencari sumber baru dengan
tujuan untuk meningkatkan pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA:
→ Wahyudiono.
2014. Laporan Keuangan. Jakarta : Raih Asa Sukses
→Bastian, indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:
Erlangga